Waktu yang Dilarang Untuk Shalat
Waktu dilarang sholat ini dikecualikan jika ada sebab, misal karena safar waktu sholat sudah habis, atau terlambat sholat karena tertidur atau terlupa.
Berikut ini waktu dilarang shalat:
- Setelah sholat shubuh hingga matahari terbit.
- Ketika matahari terbit hingga matahari naik seukuran tombak.
- Saat matahari di tengah-tengah langit hingga tergelincir.
- Setelah shalat Ashar hingga matahari tenggelam.
- Saat matahari terbenam sampai sempurna tenggelamnya.
Dalil-dalil Waktu Terlarang untuk Sholat
1. Dari Abu Sa’id Al-Khudry radhiallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda;
لا صلاة بعد صلاة العصر حتى تغرب الشمس ، ولا صلاة بعد صلاة الفجر حتى تطلع الشمس
“Tidak boleh sholat setelah Ashar hingga terbenamnya matahari, dan tidak boleh sholat sesudah sholat Shubuh hingga terbitnya matahari.” (Mutafaqun ‘Alaih)
2. Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiallahu ‘anhu berkata,
ثلاثُ ساعاتٍ كان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم ينهانا أنْ نُصلِيَ فيهنَّ أو أن نقبُرَ فيهنَّ موتانا: حين تطلُعُ الشمسُ بازغةً حتى ترتفعَ، وحين يقومُ قائمُ الظهيرةِ حتى تميلَ الشمس، وحين تَضيَّفُ الشمسُ للغروبِ حتى تغرُبَ
Nabi ﷺ melarang tiga waktu untuk mensholatkan dan menguburkan jenazah, yaitu; saat matahari terbit hingga naik, ketika siang terik hingga tergelincirnya matahari, dan ketika matahari akan terbenam hingga tenggelam. (HR. Muslim 831)
3. Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, bahwa Nabi ﷺ bersabda,
إِذَا طَلَعَ حَاجِبُ الشَّمْسِ فَأَخِّرُوا الصَّلاةَ حَتَّى تَرْتَفِعَ وَإِذَا غَابَ حَاجِبُ الشَّمْسِ فَأَخِّرُوا الصَّلاةَ حَتَّى تَغِيبَ
“Jika matahari sedang terbit maka tundalah shalat hingga telah meninggi, dan jika matahari sedang terbenam maka tundalah shalat hingga menghilang.” (HR. Bukhari 548, Muslim 1371)
Boleh Sholat Di waktu Terlarang Jika Ada Sebab
Secara umum adanya larangan sholat saat sebelum zawal hingga tergelincirnya matahari. Namun diperbolehkan melaksanakan sholat karena sebab misal sholat tahiyatul masjid, sholat saat menunggu imam khotbah jumat.
Nabi ﷺ bersabda,
مَن اغتَسَل يومَ الجُمعةِ، وتَطهَّرَ بما استطاعَ من طُهرٍ، ثم ادَّهن أو مسَّ مِن طِيب، ثم راح فلمْ يُفرِّقْ بين اثنينِ، فصلَّى ما كُتِبَ له، ثم إذا خرَجَ الإمامُ أَنصتَ، غُفِرَ له ما بينه وبين الجُمُعةِ الأُخرى
Barang siapa yang mandi pada hari Jumat dan berwudhu semampunya, kemudian dia mengoleskan minyak wangi, lalu dia keluar (menuju masjid) dan tidak memisahkan di antara dua orang (shaf), lalu dia sholat sesuai apa yang telah ditetapkan baginya, setelah itu saat imam datang (berkhotbah) dia diam. Niscaya diampuni dosanya antara jumat satu dengan jumat selanjutnya. (HR. Bukhari 910)
Baca disini:
Sholat Sunnah Sebelum Zawal (Tergelincirnya) Matahari, Saat Menunggu Khotbah Jumat
Bahkan dalam sebuah riwayat Nabi sholat sunnah setelah sholat ashar dikarenan menjamak sholat sunnah dzuhur.
Baca disini:
Sumber bacaan:
- At-Tadzhib Fi Matnil Ghoyah Wat Taqrib (Syarah Matan Abi Syuja’), Bab Sholat
- Islamqa
- Nailul Author, Asy-Syauni, Bab Waktu-waktu Terlarang Sholat