5. Saktah di antara Amin dan Suratan
Maksudnya, musholli disunahkan bersaktah (diam) di antara membaca amin dan suratan.
Membaca suratan disunahkan di selain sholat jenazah dan selain sholat yang dilakukan oleh musholli yang faqid tuhuroini (yang tidak mendapati air dan debu) meskipun ia adalah orang junub.
Asal kesunahan membaca suratan dapat dihasilkan dengan membaca basmalah dengan catatan tidak menyengaja kalau basmalah yang dibacanya tersebut merupakan awal dari Fatihah.
Kesunahan membaca suratan sudah dicukupkan dengan membaca awail-suwar, seperti; ‘ﺹ ,, ‘ﻕ ,, ‘ﻥ’, berdasarkan ketetapan bahwa awail-suwar merupakan ayat-ayat yang berkedudukan sebagai mubtadak atau khobar. Ketetapan ini didasarkan atas alasan bahwa awail-suwar merupakan satu ayat yang sebagian ayatnya dibuang.
Yuk baca juga artikel tentang Syarat Sah Kedua
Nawawi berkata;
Sunahnya adalah musholli membaca Surat as-Sajdah secara lengkap di rakaat pertama dan Surat al-Insan secara lengkap di sholat Subuh di hari Jumat. Janganlah ia melakukan perbuatan yang dilakukan oleh kebanyakan imam masjid, yaitu hanya membaca satu ayat dari as-Sajdah dan satu ayat dari al-Insan disertai memanjangkan bacaan, tetapi ia hendaknya membaca dua Surat tersebut secara lengkap, secara pelan-pelan atau sedikit dipercepat dengan menetapi sifat tartil.
Ketika sholat Jumat, sunahnya adalah musholli membaca Surat al- Jumuah secara lengkap di rakaat pertama dan Surat al-Munafiqun secara lengkap di rakaat kedua, atau ia membaca Surat al-A’la di rakaat pertama dan Surat al-Ghosyiah di rakaat kedua. Masing- masing dari keduanya ini berdasarkan hadis shohih dari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama. Musholli hendaknya menghindari membaca hanya sebagian ayat dari masing-masing Surat, melainkan ia membacanya secara lengkap, seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya.
Ketika sholat Id, sunahnya adalah bahwa musholli membaca Surat Qof secara lengkap di rakaat pertama dan membaca Surat al-Qomar secara lengkap di rakaat kedua, atau bisa juga ia membaca Surat al- A’la secara lengkap di rakaat pertama dan membaca Surat al- Ghosyiah secara lengkap di rakaat kedua. Masing-masing keduanya ini berdasarkan hadis shohih dari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama. Musholli hendaknya menghindari membaca hanya sebagian ayat dari masing-masing Surat, melainkan ia membacanya secara lengkap.
Ketika sholat sunah Subuh, sunahnya adalah bahwa musholli membaca Surat al-Kaafirun secara lengkap di rakaat pertama dan membaca Surat al-Ikhlas secara lengkap di rakaat kedua, atau bisa juga ia membaca di rakaat kedua. Masing-masing dari keduanya ini berdasarkan teladan dari Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama.
Dalam sholat sunah Maghrib, sunahnya adalah bahwa musholli membaca Surat al-Kafirun secara lengkap di rakaat pertama dan membaca Surat al-Ikhlas secara lengkap di rakaat kedua. Selain itu, dua Surat ini juga disunahkan di baca di dalam dua rakaat sholat sunah towaf dan dua rakaat sholat istikhoroh.
Dalam sholat witir yang terdiri dari tiga rakaat, sunahnya adalah musholli membaca Surat al-A’la di rakaat pertama, membaca Surat al-Kafirun di rakaat kedua, dan membaca Surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Naas di rakaat ketiga. Sampai sinilah kutipan dari Nawawi berakhir.
Yuk subscribe Akun Youtube Belajar Sholat