Sunah Hai-at Dalam Sholat yang ke empat dan Kelima
ومنها اعتماد على الأرض ببطن كفيه وأصابعه مبسوطة على الأرض عند قيامه من جلوسه أو سجوده وهو كهيئة العاجز بالزاي أو كالعاجن بالنون في شدة الاعتماد عند وضع يديه لا في كيفية ضم أصابعهما
- Bertumpu pada lantai dengan bagian dalam kedua telapak tangan dengan kondisi jari-jari tangan terbuka di atasnya ketika bangun dari duduk atau sujud, seperti keadaan orang yang lemah atau tua yang mana keduanya meletakkan kedua tangan bertumpu di atas lantai dengan kuat, bukan dengan keadaan jari-jari yang mengepal. Yuk Baca juga artikel tentang Bersholawat Ketika Qunut
ومنها وضع كفيه في جميع جلسات الصلاة على فخذيه بحيث تكون أطراف أصابعه عند ركبتيه ومنه نشر أصابع يده اليسرى مضمومة محاذيا برؤوسها طرف الركبة وقبض أصابع يده اليمنى بعد وضعها منشورة لا معه ولا قبله في تشهديه إلا المسبحة فيرسلها والأفضل وضع رأس الإسام عند أسفلها على طرف الراحة ويشير بها مع إمالتها قليلاً عند قوله إلا الله بلا تحريك وينوي بالإشارة الإخلاص بالتوحيد بأن يقصد من ابتدائه بهمزة إلا الله أن المعبود واحد ليجمع في توحيده بين اعتقاده وقوله وفعله ويديم رفعها إلى القيام في التشهد الأول أو السلام في التشهد الآخر فإن قطعت يمناه لم يشر باليسرى بل يكره
-
Meletakkan kedua telapak tangan di atas kedua paha di semua duduk-duduk sholat sekiranya ujung jari-jari tangan berada di samping lutut.
Adapun saat duduk tasyahud awal dan tasyahud akhir, maka musholli membuka dan merenggangkan jari-jari tangan kiri yang mana ujung jari-jari sejajar dengan tepi lutut dan mengepalkan jari-jari tangan kanan setelah diletakkan dalam kondisi terbuka di atas paha, bukan langsung dikepalkan bersamaan dengan saat diletakkan di atas paha atau sebelum diletakkan, kecuali jari telunjuk, maka musholli melepas atau tidak mengepalkan jari telunjuknya. Yang lebih utama adalah bahwa musholli meletakkan ujung ibu jari di tepi telapak tangan dengan kondisi ujung ibu jari-jari berada disamping bagian bawah jari telunjuk. Setelah itu, musholli berisyarat (mengacungkan) jari telunjuk dengan sedikit didoyongkan ke bawah pada saat ia mengucapkan الا الله tanpa menggerak-gerakkan jari telunjuk tersebut. Ketika berisyarat , musholli meniatkan ikhlas mentauhidkan Allah, sekiranya ia menyengaja dari permulaan huruf hamzah “إ” lafadz “الا الله” bahwa Tuhan yang disembah adalah Allah Yang Maha Esa agar keyakinan, ucapan, dan perbuatan bersatu pada saat itu. Musholli terus mengacungkan jari telunjuknya sampai ia berdiri dalam tasyahud awal atau sampai salam dalam tasyahud akhir. Apabila tangan kanan musholli terpotong, maka ia tidak perlu berisyarat dengan jari telunjuk tangan kiri, malahan dimakruhkan.
Yuk Subscribe Akun Youtube Belajar Sholat