2. Saktah di antara Doa Iftitah dan Ta’awudz
Maksudnya, musholli disunahkan bersaktah (diam) di antara doa iftitah dan ta’awudz. Teks atau sighot ta’awudz yang paling utama adalah: Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.
Menurut qil, teks ta’awudz disebutkan:
Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar dan Mengetahui dari setan yang terkutuk. Ta’awudz disunahkan dibaca di setiap rakaat ketika hendak membaca Fatihah atau penggantinya, tetapi membaca ta’awudz karena hendak membaca Fatihah adalah yang sangat disunahkan.
Ta’awudz disunahkan dibaca di setiap berdiri saat melakukan sholat gerhana.
Kesunahan membaca ta’awudz bisa terlewat sebab telah masuk membaca Fatihah meskipun karena lupa. Berbeda apabila lisan musholli terlanjur memulai membaca Fatihah maka membaca ta’awudz masih disunahkan.
Syarat-syarat kesunahan membaca ta’awudz adalah seperti syarat-syarat kesunahan membaca doa iftitah, hanya saja membaca ta’awudz tetap disunahkan di dalam sholat jenazah dan disunahkan dalam masalah apabila makmum mengikuti imam yang sedang dalam posisi duduk, kemudian makmum duduk bersama imam, kemudian ia berdiri, kemudian ia disunahkan membaca ta’awudz, karena makmum belum memulai membaca Fatihah.
Apabila dalam sholat selain sholat Id, tempat membaca ta’awudz adalah setelah membaca doa iftitah. Apabila dalam sholat Id, tempat ta’awudz adalah setelah takbir-takbir-nya.
3. Saktah di antara Fatihah dan Ta’awudz
Maksudnya, musholli disunahkan bersaktah (diam) di antara membaca Fatihah dan ta’awudz. Baca juga artikel tentang Syarat Membaca Al-Fatihah
4. Saktah di antara Akhir Fatihah dan Amin
Maksudnya, musholli disunahkan bersaktah (diam) di antara akhir Fatihah, yaitu lafadz addhollin, dan amin.
Nawawi berkata dalam kitab at-Tibyan; Disunahkan membaca ﺁﻣِﲔْ bagi setiap orang yang telah selesai dari membaca Fatihah, baik di dalam sholat atau di luarnya.
Lafadz amin/ﺁﻣِﲔْ memiliki 4 (empat) bahasa. Ulama mengatakan bahwa yang paling fasih di antara empat bahasa tersebut adalah ,ﺁﻣِﲔْ
yakni dengan membaca mad pada huruf hamzah dan tidak mentasydid huruf mim. Bahasa yang kedua adalah ,ﺃﻣِﲔْ yakni dengan tidak membaca mad pada huruf hamzah. Dua bahasa ini adalah yang masyhur.
Bahasa yang ketiga adalah ,ﺁﻣﲔ yakni dengan dibaca imalah (amen) disertai membaca mad pada huruf hamzah, seperti yang diceritakan dari Wahidi dari Hamzah dan Kisai.
Yuk subscribe Akun Youtube Belajar Sholat