Alhamdulillah rabbil alamiin (Segala Puji Bagi Allah, Rabb semesta Alam)
الحمد لله رب العالمين
فإذا قال: {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} وقف هنيهة يسيرة ينتظر جواب ربه له بقوله: «حمدني عبدي» فإذا قال: {الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} انتظر الجواب بقوله: «أثنى علي عبدي» فإذا قال: {مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ} انتظر جوابه: «يمجدني عبدي» فيا لذة قلبه وقرة عينه وسرور نفسه بقول ربه «عبدي» ثلاث مرات فوالله لولا ما على القلوب من دخان الشهوات وغيم النفوس لاستطيرت فرحًا وسرورًا بقول ربها وفاطرها ومعبودها: «حمدني عبدي، وأثنى علي عبدي، ومجدني عبدي».
ثم يكون لقلبه مجال من شهود هذه الأسماء الثلاثة التي هي أصول الأسماء الحسنى وهي: الله والرب والرحمن، فشاهد قلبه من ذكر اسم الله تبارك وتعالى إلهًا معبودًا موجودًا مخوفًا، لا يستحق العبادة غيره، ولا تنبغي إلا له، قد عنت له الوجوه، وخضعت له الموجودات، وخشعت له الأصوات: {تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ} [الإسراء: 44]
Ketika seseorang mengucapkan, Alhamdulillah Rabbil ‘Alamin (Segala puji bagi Allah, Penguasa semesta alam) maka sebenarnya dia berdiri dengan tenang sambil menantikan jawaban dari Tuhannya yang akan membalas mengucapkan, Hamadani ‘abdi(hamba-ku memujiku),
Ketika orang itu mengucapkan, Ar Rahmân ar-Rahim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang), maka dia sebenarnya sedang menantikan jawaban dari Tuhan-nya, Atsna alayya abdi (Sanjungan kepada-Ku dipanjatkan oleh hamba-Ku).
Baca Juga Artikel Berikut ini : Qashar Shalat
Ketika orang itu mengucapkan, Maliki Yaumiddin (Yang menguasai hari Pembalasan),
Maka dia sedang menanti jawaban Tuhannya, Majadani ‘abdi (Hamba-Ku mengagungkan-Ku). Sungguh betapa sejuknya pandangan dan betapa bahagianya hati yang mendengar Tuhannya menyebutnya sebagai “hamba-Ku” sebanyak tiga kali.
Demi Allah, seandainya hati tidak dikotori oleh asap syahwat dan mendungnya hawa nafsu, niscaya hati akan penuh dengan kebahagiaan dan kegembiraan disebabkan oleh ucapan Tuhan-nya, Hamadani ‘abdi, atsna alayya ‘abdi, majadani abdi (Hamba-Ku memuji-Ku, sanjungan kepada Ku dinanjatkan oleh hamba-Ku dan hamba-Ku mengagungkan-Ku)
Selanjutnya di dalam hatinya, orang itu akan menyaksikan tiga nama-nama Allah yang merupakan dasar dari Asmâ’ul Husna, yaitu Allah, ar-Rabb dan ar-Rahmân. Dengan menyebut asma Allah, maka hati orang itu akan menyaksikan Allah sebagai Tuhan yang disembah, yang ditakuti keberadaannya. Tidak ada yang pantas disembah selain Dia. Semua wajah-wajah tertunduk di hadapan-Nya, semesta alam merendahkan diri terhadap-Nya dan semua yang bersuara akan diam di sisi-Nya.
Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya. (al-Isra’ [17]: 44)
و {وَلَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ كُلٌّ لَهُ قَانِتُونَ} [الروم: 26] وكذلك خلق السماوات والأرض وما بينهما، وخلق الجن والإنس والطير والوحش والجنة والنار، وكذلك أرسل الرسل وأنزل الكتب، وشرع الشرائع، وألزم العباد الأمر والنهي، وشاهد من ذكر اسمه (رب العالمين) قيومًا قام بنفسه، وقام به كل شيء، فهو قائم على كل نفس بخيرها وشرها، قد استوى على عرشه، وتفرد بتدبير ملكه، فالتدبير كله بيديه، ومصير الأمور كلها إليه، فمراسيم التدبيرات نازلة من عنده على أيدي ملائكته بالعطاء والمنع، والخفض والرفع والإحياء والإماتة والتوبة والعزل، والقبض والبسط، وكشف الكروب، وإغاثة الملهوفين، وإجابة المضطرين {يَسْأَلُهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَانٍ} لا مانع لما أعطى، ولما معطي لما منع، ولا معقب لحكمه، ولا راد لأمره، ولا مبدل لكلماته، تعرج الملائكة والروح إليه، وتعرض الأعمال أول النهار وآخره عليه، فيقدر المقادير ويوقت المواقيت ثم يسوق المقادير إلى مواقيتها قائمًا بتدبير ذلك كله وحفظه ومصالحه
Dan kepunyaan-Nyalah siapa saja yang ada di langit dan di bumi. Seruanya hanya kepada-Nya tunduk. (ar-Rûm [30]: 26).
Dia pula yang menciptakan langit, bumi dan isinya. Dia yang menciptakan jin, manusia, burung, binatang buas, surga dan neraka. Dia yang mengutus para rasul, menurunkan kitab, membuat syariat, mewajibkan hambanya untuk amat makruf nahi mungkar.
Tatkala seorang hamba menyebut nama-Nya, Tuhan semesta alam, dia akan menyaksikan Zat yang Maha Berdiri dengan diri-Nya sendiri dan mendirikan segala sesuatu. Dialah yang mendirikan kebaikan dan keburukan pada setiap jiwa. Dia menempat di atas Arsy-Nya.
Dia sendiri yang mengatur kerajaan-Nya.
Semua pengaturan ada di tangan-Nya, segala sesuatu kembali kepada-Nya. Semua urusan diturunkan olehnya kepada para malaikat-Nya untuk memberi maupun menahan, mengangkat atau menurunkan, menghidupkan atau mematikan, menerima Taubat atau mencabut, menggenggam atau melepaskan, membuka kesusahan, menolong orang-orang yang tertimpa kemalangan dan mengabulkan dos orang-orang yang dalam keadaan terjepit, Allah Ta’ala Berfirman “Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. (ar-Rahmân [55]: 29)
Tidak ada yang bisa menahan jika Dia berniat memberikan, tidak ada yang bisa memberi jika Dia berniat menahan, tidak ada yang bisa mengomentari keputusan-Nya, tidak ada yang bisa menolak perintah-Nya, dan tidak ada yang bisa mengganti perkataan-Nya.
Para malaikat dan ruh bersama-sama naik menghadap Dia. Semua amal di permulaan hari dan di akhir hari diaturkan kepada-Nya. Dialah yang mengukur, dan menentukan waktu. Setelah itu Dia menggiring ukuran-ukuran ke waktunya masing-masing. Dialah yang mengatur dan menjaga semuanya.
Yuk Subscribe : Akun Youtube Belajar Sholat