As-salâmu alan-nabiyyi shallallahu alayhi wa sallama wa ‘ala ibadillahish-shalihina
السلام على النبي صلى الله عليه وسلم وعلى عباد الله الصالحين
ثم شرع له أن يسلم على عباد الله الذين اصطفى بعد تقدم الحمد والثناء عليه بما هو أهله فطابق ذلك قوله تعالى: {قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَسَلَامٌ عَلَى عِبَادِهِ الَّذِينَ اصْطَفَى آَللَّهُ خَيْرٌ أَمَّا يُشْرِكُونَ} [النمل: 59] وكأنه امتثال له.
وأيضًا فإن هذه تحية المخلوق فشرعت بعد تحية الخالق وقدم في هذه التحية أولى الخلق بها، وهو النبي صلى الله عليه وسلم الذي نالت أمته على يده كل خير، وعلى نفسه بعده، وعلى سائر عباد الله الصالحين وأخصهم بهذه التحية الأنبياء، ثم أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم، مع عمومها لكل عبد لله صالح في الأرض والسماء
(Semoga Keselamatan Tetap Ter curahkan kepada Nabi shallallahu Alaihi Wa Sallam dan Hamba-hamba Allah yang Saleh). Setelah memanjatkan pujian dan sanjungan kepada Allah, disyariatkan untuk mengucapkan salam kepada para hamba Allah yang terpilih. Hal ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
Katakanlah, *Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan alas hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya.” (an-Naml [27]: 59)
Seakan-akan perbuatan ini meniru kepada ayat di atas.
Selain itu, keselamatan itu juga merupakan penghormatan kepada sesama makhluk Oleh karenanya, peletakannya disyariat-kan setelah memberi penghormatan kepada Sang Pencipta.
Dalam penghormatan ini tetlebih dahulu diberikan kepada makhluk yang paling mulia yaitu nabi Muhammad yang lewat tangannya, para umatnya mendapatkan kebaikan, setelah itu baru dirinya sendiri.
Selanjutya penghormatan diberikan kepada hamba-hamba Allah yang saleh khusunya para nabi, dan setelah itu kepada para sahabat Nabi. Pengimormatan ini diberikan juga secara umum kepada setiap hamba Allah yang saleh, bail yang berada di bumi maupun di langit.
Suplemen Hati
Perbuatan dan ucapan hendaknya ini diulang-ulang karena ia adalah suplemen hati dan ruh yang mana keduanya tidak bisa berdiri tanpa suplemen itu. Dengan demikian mengulang-ulang hal tersebut sama seperti mengulang-ulang makanan hingga perut merasa kenyang dan mengulang-ulang minuman hingga tenggorokan terasa segar.
Jika seseorang yang lapar hanya makan sesuap makanan dan selebihnya dia tidak mau makan, apakah hal itu bisa mencukupi kebutuhannya? Baca Juga Artikel tentang : Sholat Berjamaah Berdua Posisi Imam dan Makmum
Oleh karenanya, sebagian ulama salaf mengatakan, “Perumpamaan orang yang shalat tetapi tidak thuma’ninah (tidak tenang) seperti halnya orang yang kelaparan dan hanya diberi satu atau dua suap.” Apakah hal itu bisa mencukupinya?
Demikianlah, setiap ucapan dan perbuatan yang diulang-ulang tergolong suatu ibadah dan upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Melakukan yang kedua berarti secara tidak langsung menyukuri yang pertama, bahkan lebih dari itu.
Sedangkan makrifat, menghadapkan hati, menguatkan hati, lapangnya dada, menghilangkan kotoran dan noda-noda yang melekat dalam hati sama hanya seperti mencuci pakaian berulang melekat dalam hati sama halnya seperti mencuci pakaian berulang kali. Inilah penciptaan dan perintah Allah yang hikmah-Nya mampu menerangi akal dan dalil atas kesempurnaan kasih sayang dan kelembutan-Nya. Subscribe Akun Youtube Belajar Sholat