Bersaksi dengan Benar
شهادة الحق
ثم شرع له بعد ذكر هذه التحية والتسليم على من يستحق التسليم خصوصًا وعمومًا أن يشهد شهادة الحق التي بنيت عليها الصلاة، وهي حق من حقوقها ولا تنفعه إلا بقرينتها وهي شهادة لرسول الله صلى الله عليه وسلم بالرسالة
Setelah disyariatkan penghormatan dan membaca shalawat secara umum maupun secara khusus, disyariatkan untuk bersaksi dengan benar yang mana sholat ditunaikan karenanya. Bersaksi merupakan salah satu kewajiban yang mana tidak sah sholat seseorang kecuali dengan melakukan sesuatu yang mengindikasikan kesaksian itu, yaitu menyaksikan bahwa Rasulullah diutus dengan membawa risalah.
Niat Ikhlas Kepada Allah
وختمت بها الصلاة، كما قال عبد الله بن مسعود (فإذا قلت ذلك فقد قضيت صلاتك فإن شئت أن تقوم فقم وإن شئت أن تقعد فاقعد
وهذا إما أن يحمل على قضاء الصلاة حقيقة كما يقوله الكوفيون، أو على مقاربة انقضائها ومشارفته كما يقوله أهل الحجاز وغيرهم.
وعلى التقديرين فجعلت شهادة الحق خاتمة الصلاة كما شرع أن تكون خاتمة الحياة، فمن كان آخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة. وكذلك شرع للمتوضئ أن يختم وضوءه بالشهادتين
Setelah itu, barulah sholat diakhiri sebagaimana perkataan Ibnu Mas’ud Radhiallahu Anhu, “Jika engkau sudah mengucapkan hal itu, maka engkau telah menunaikan sholatmu. Apabila engkau ingin berdiri, dipersilahkan berdiri dan apabila engkau ingin duduk dipersilahkan duduk.”
Riwayat ini bisa dimaksudkan bahwa sholat benar-benar sudah selesai, sebagaimana pendapat dari ulama Kufah, dan bisa juga dimaksudkan bahwa sholat hampir selesai, sebagaimana pendapat dari ulama Hijaz dan ulama lainnya. Menurut dua asumsi ini, tentunya bersaksi terhadap kebenaran menjadi penutup dari aktivitas sholat, sebagaimana kesaksian terhadap kebenaran merupakan penutup dari kehidupan.
Artinya, siapa yang perkataan terakhirnya adalah Laa Ila Ha Illa Allah, maka dia masuk surga”. Begitu pula disyariatkan bagi orang yang berwudu untuk menutup wudunya dengan bacaan dua kalimat syahadat! “Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu la syarika lah wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluhu (Aku bersaksi tiada Tuhan Yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah semata dan tiada yang menyekutukan-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan rasul-Nya).
Baca Juga Artikel Tentang : Cara Sholat Orang Sakit, Duduk Atau Tidur Berbaring?
Setelah Melaksanakan Sholat
انقضاء الصلاة
ثم لما قضى صلاته أذن له أن يسأل حاجته، وشرع له أن يتوسل قبلها بالصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم فإنها من أعظم الوسائل بين يدي الدعاء كما في السنن عن فضالة بن عبيد أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: «إذا دعا أحدكم فليبدأ بحمد الله، والثناء عليه، وليصل على رسوله، ثم ليسل حاجته»
فجاءت التحيات على ذلك، أولها حمد الله، والثناء عليه، ثم الصلاة على رسوله، ثم الدعاء آخر الصلاة، وأذن النبي صلى الله عليه وسلم للمصلي بعد الصلاة عليه، أن يتخير من الدعاء أعجبه إليه ونظير هذا ما شرع لمن سمع المؤذن.
1 – أن يقول كما يقول
2 – وأن يقول: «رضيت بالله ربًا وبالإسلام دينًا وبمحمد صلى الله عليه وسلم رسولًا»
3 – وأن يسأل الله لرسوله الوسيلة، والفضيلة وأن يبعثه المقام المحمود
4 – ثم يصلي عليه
5 – ثم يسأل حاجته
فهذه خمس سنن في إجابة المؤذن لا ينبغي الغفلة عنها
Setelah seseorang menyelesaikan sholatnya, dia hendaknya memohon kepada Ailah apa yang dibutuhkannya. Namun diharapkan terlebih dahulu agar bertawassul dengan membaca shalawat kepada Nabi. Sebab, shalawat adalah wasilah teragung yang terletak antara dua doa sebagaimana disebutkan dalam kitab-kitab hadis.
Fudhalah bin ‘Ubaid meriwayatkan bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, Ketika salah seorang di antara kalian berada, hendaknya dia membaca hamdalah dan memuji Allah serta membaca shalawat kepada Rasul-Nya. Setelah itu hendaklah dia meminta apa yang menjadi keperluannya.
Dengan demikian tahiyyat dilakukan berurutan sebagaimana diterangkan sebelumnya.
Artinya, permulaannya adalah membaca hamdalah dan memuji kepada Allah, setelah itu membaca shalawat kepada Rasulullah, kemudian membaca doa di penghujung sholat.
Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam mempersilakan orang yang sholat untuk memilih doa apa saja yang digemarinya. Hal ini sama dengan hukum seseorang yang mendengar adzan yang dikumandangkan oleh muazin:
- Mengucapkan scperti apa yang diucapkan muazin.
- Mengucapkan, Radhitu billahi rabban wa bil is lâmi dinan wa bi muhammadin shallallahu alaihi wa sallama-rasúlan (Aku ridha kepada Allah sebagai Tuhan-ku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam sebagai rasul )
- Meminta kepada Allah supaya Rasul-Nya dijadikan sebagai wasilah dan fadhilah, serta meminta supaya Rasul-Nya diberi kedudukan yang terpuji:
Allahumma rabba hâdzihi ad da’wati at-tammati wash-shalâti al-qa’imati ati muhammadanil washilata wal fadhilata wab’atshu maqaman mahmûdanil ladzi wa adtahu (Ya Allah Tuhan panggilan yang sempurna ini dan shalawat yang berdiri tegak. Jadikanlah Muhammad sebagai wasilah dan fadhilah, serta bangunkan untuknya kedudukan terpuji yang Engkau janjikan) - Setelah itu membaca shalawat kepada Rasululah,
- Setelah itu meminta apa yang menjadi keperluannya.
Inilah lima hal yang disunnahkan dan tidak pantas dilalaikan ketika menjawab azan yang dikumandangkan oleh muazin. Yuk Subscribe : Akun Youtube Belajar Sholat