Membaca Amin (Kabulkanlah Doa Kami, ya Allah)
التأمين
فلما فرغ من هذا الثناء والدعاء والتوحيد، شرع له أن يطبع على ذلك بطابع من التأمين يكون كالخاتم له، وافق فيه ملائكة السماء، وهذا التأمين من زينة الصلاة كرفع اليدين الذي هو زينة الصلاة، واتباع للسنة، وتعظيم أمر الله، وعبودية اليدين، وشعار الانتقال من ركن إلى ركن.
ثم يأخذ في مناجاة ربه بكلامه واستماعه من الإمام بالإنصات وحضور القلب وشهوده وأفضل أذكار الصلاة ذكر القيام، وأحسن هيئة المصلي هيئة القيام، فخصت بالحمد والثناء والمجد وتلاوة كلام الرب جل جلاله ولهذا نهى عن قراءة القرآن في الركوع والسجود؛ لأنهما حالتا ذل وخضوع وتطامن وانخفاض، ولهذا شرع فيهما من الذكر ما يناسب هيئتهما
Seusai memanjatkan puji, berdoa dan meminta petunjuk tauhid, Allah menyariatkan untuk menutup semua itu dengan bacaan âmin yang akan dibarengi oleh bacaan âmin dari para malaikat. Amin seperti halnya mengangkat tangan, juga termasuk perhiasan sholat, mengikuti sunnah Nabi, mengagungkan perintah Allah, ibadah bagi kedua tangan dan merupakan syiar dari perpindahan satu rukun ke rukun yang lain.
Yuk baca Artikel : Makruh Membaca Al-Quran Ketika Sujud dan Ruku’
Selanjutnya mulailah bermunajat kehadirat Allah
dengan melafazkan firman-Nya dan mendengarkan bacaan imam sholat dengan penuh perhatian dan konsentrasi. Sebab, dzikir paling dalam sholat adalah saat berdiri sedangkan keadaan paling baik adalah keadaan pada saat berdiri.
Oleh karenanya, pada saat berdiri ada kekhususan untuk memanjatkan puja dan puji, menyanjung-Nya dan membaca kalam Ilahi. Karna itulah, dilarang membaca al-Qur’an pada saat rukuk dan sujud, sebab dalam kedua kondisi itu saatnya untuk merendahkan diri dan tunduk. Olch karnanya, pada kedua londisi itu disyariatkan dzikir yang sesuai dengannya.
Rukuk
الركوع
فشرع للراكع أن يذكر عظمة ربه في حال انخفاضه هو وتطامنه وخضوعه وأنه سبحانه يوصف بوصف عظمته عما يضاد كبرياءه وجلاله وعظمته فأفضل ما يقول الراكع على الإطلاق «سبحان ربي العظيم» فإن الله سبحانه أمر العباد بذلك، وعين المبلغ عنه السفير بينه وبين عباده هذا المحل لهذا الذكر لما نزلت {فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ} قال: «اجعلوها في ركوعكم» وأبطل كثير من أهل العلم صلاة من تركها عمدًا وأوجب سجود السهو على من سها عنها، وهذا مذهب الإمام أحمد ومن وافقه من أئمة الحديث والسنة، والأمر بذلك لا يقتصر على الأمر بالصلاة عليه صلى الله عليه وسلم في التشهد الأخير، ووجوبه لا يقتصر على وجوب مباشرة المصلي بالجبهة واليدين، وبالجملة، فسر الركوع تعظيم الرب جل جلاله بالقلب والقالب والقول؛ ولهذا قال النبي صلى الله عليه وسلم: «أما الركوع فعظموا فيه الرب»
Bagi orang yang rukuk disyariatkan untuk senantiasa mengingat keagungan Tuhan-nya
saat dirinya sedang menunduk dan menurunkan badannya. Allah Mahasuci dan memiliki sifat-sifat keagungan yang menunjukkan ketinggian, kemuliaan dan keagungan-Nya. Oleh karenanya, dzikir yang paling baik diucapkan oleh seseorang yang sedang rukuk adalah, Subbhâna rabbiyal azhimi (Mahasuci Tuhanku Yang maha agung).
Sebab, Allah memerintahkan para hamba-Nya untuk melakukan itu. Tatkala turun ayat, Bertasbihlah dengan (membaca) nama Tuhan-mu Yang Maha agung, Rasulullah lalu bersabda, “Jadikanlah ia (bacaan dzikir itu) dalam rukuk kalian.”
Menurut mazhab Imam Ahmad dan para imam hadis, orang sholat yang meninggalkan bacaan ini dengan sengaja, maka sholatnya batal, sedangkan jika meninggalkan bacaan ini karena lupa, maka wajib menggantinya dengan sujud sahwi (sujud yang disyariatkan akibat lupa).
Perintah membaca dzikir tidak hanya terbatas pada membaca shalawat kepada Nabi ketika tasyahhud akhir, serta kewajiban perintah itu tidak hanya berlaku untuk menempelkan dahi dan kedua belah tangan saat melakukan sujud.
Secara umum, rahasia di balik rukuk adalah untuk mengagungkan Allah dengan sepenuh hati, gerakan dan ucapan. Oleh karnanya nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, “adapun ketika rukuk, maka pada saat itu agungkanlah Tuhan kalian.
Yuk subscribe : Akun Youtube Belajar Sholat