Mendirikan Sholat
الرسالة الثانية
قال ابن القيم رحمه الله عند قوله تعالى: {وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ}
إقامة الصلاة
Risalah yang Kedua, Berkata Al-imam Ibnul Qoyyim Rahimahullahu Ta’ala “Tegakkanlah Sholat.
فأمرنا بإقامتها، وهو الإتيان بها قائمة تامة القيام والركوع والسجود والأذكار، وقد علق الله سبحانه الفلاح بخشوع المصلي في صلاته، فمن فاته خشوع الصلاة، لم يكن من أهل الفلاح، ويستحيل حصول الخشوع مع العجلة والنقر قطعًا بل لا يحصل الخشوع قط إلا مع الطمأنينة وكلما زاد طمأنينة ازداد خشوعًا وكلما قل خشوعه اشتدت عجلته حتى تصير حركة يديه بمنزلة العبث الذي لا يصحبه خشوع ولا إقبال على العبودية ولا معرفة حقيقية العبودية والله سبحانه قد قال
Kita diperintahkan untuk mendirikan sholat. Maksudnya adalah melakukan gerakan-gerakan sholat secara sempurna, berupa berdiri, rukuk, sujud maupun dzikir. Allah mengaitkan kebahagiaan dengan kekhusyukan sholat, Artinya, orang yang sholatnya tidak khusyuk dia tidak termasuk orang yang bahagia.
Khusyuk sama sekali tidak mungkin bisa diraih jika sholat dilakukan secara tergesa-gesa dan cepat-cepat. Bahkan, khusyuk sama sekali tidak bisa diraih kecuali dengan thuma’ninah (tenang).
Semakin besar thuma’ninah, sebesar besar pula khusyuk dalam sholat. Sebaliknya, semakin kecil thuma’ninah, semakin kecil pula kekhusyukannya, sehingga ketergesa-gesaan dalam sholat mengakibatkan gerakan-gerakan tangan layaknya bermain-main, tidak diiringi dengan khusyuk, tidak konsentrasi terhadap ibadah, juga tidak mengetahui hakikat sebenarnya dari ibadah yang dilakukan. Baca Juga Artikel : Masbuq dan Tertinggal Rakaat Shalat Tarawih, Bagaimana Cara Menggantinya?
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
{وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ} [البقرة: 43]
Dan dirikanlah sholat.(al-Baqarah [2]: 43)
{وَالَّذِينَ آَمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ} [المائدة: 55]
Dan orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang mendirikan sholat.(al-Ma’idah [5]: 55)
{وَأَقِمِ الصَّلَاةَ} [العنكبوت: 45]
Dan dirikanlah shafat.(al-Ankabût [29j: 45)
{فَإِذَا اطْمَانَنْتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ} [النساء: 103]
Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah sholat itu (sebagaimana biasa). (an-Nisâ’ [4]: 103)
{وَالْمُقِيمِينَ الصَّلَاةَ} [النساء: 162]
Dan orang-orang yang mendirikan sholat. (an-Nisa’ [4]: 162)
وقال إبراهيم عليه السلام {رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ} [إبراهيم: 40]
Nabi Ibrâhim berdoa, Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan sholat. (Ibrahim [14): 40)
وقال لموسى عليه السلام {فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي} [طه: 14]
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman kepada Nabi Músa,
Maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk mengingat Aku. (Thâhâ [20): 14)
فلن تكاد تجد ذكر الصلاة في موضع من التنزيل إلا مقرونًا بإقامتها فالمصلون في الناس قليل، ومقيم الصلاة منهم أقل القليل، كما قال عمر رضي الله عنه: «الحاج قليل، والركب كثير»
Anda tidak akan perah menemukan penyebutan kata sholat dalam al-Qur’an, melainkan selalu diiringi oleh perintah untuk mendirikannya. Sebab, orang yang melakukan sholat jumlahnya sedikit, sedangkan orang yang mendirikan sholat sangat sedikit.
Hal ini sama seperti perkataan ‘Umar radhiyallahu Anhu, “orang yang menunaikan haji sedikit, sedangkan orang yang jalan-jalan ketika melaksanakan haji sangat banyak.”
Maka sudah tentu ketika seseorang Sholat Dia harus mendatangkan hatinya untuk tunduk dan patuh dengan apa yang Allah perintahkan. Bukan hanya sekedar terlepas dari kewajiban saja didalam melaksanakan Sholat. Bahkan dirinya Harus selalu senantiasa berusaha untuk menegakkan sholat. Karena Sholat adalah Tiang agama.
Yuk Subscribe : Akun Youtube Belajar Sholat