Hukum Tasyahud Akhir
Tasyahud akhir termasuk rukun sholat, dan ini pendapat dari madzhab Asy-Syafi’iyah, Al Hanabilah, Dawud Adz-Dzahiri, Sebagian Al-Malikiyah, Syaikh Ibn Baaz, Syaikh Ibn Utsaimin
Dalilnya adalah hadis dari Ibn Mas’ud radhiallahu ‘anhu,
كُنَّا نقول في الصَّلاة قبل أن يُفرض التشهُّد: السَّلام على الله، السَّلام على جبريل وميكائيل، فقال رسول الله صلَّى الله عليه وسلم: لا تقولوا هكذا، فإنَّ الله عزَّ وجلَّ هو السَّلام
“Sebelum kami diwajibkan tasyahud, kami mengucapkan dalam shalat, ‘Assalamu ‘alallah, assalamu ‘alaa Jibril, assalamu ‘ala Mikail (keselamatan bagi Allah, keselamatan bagi Jibril, keselamatan bagi Mikail) ‘. Kemudian Rasulullah Shalallah ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: ‘Janganlah kalian megucapkan hal itu, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla adalah Assalam (Maha Pemberi Keselamatan)… (HR. An-Nasa’i 1277)
Kalimat قبل أن يُفرض التشهُّد (Sebelum kami diwajibkan tasyahud) menunjukkan tasyahud merupakan rukun yang wajib dikerjakan. (Majmu’ Fatawa wa Rasaa’il Al-‘Utsaimin)
Cara Duduk Tasyahud Akhir
Duduknya dengan cara tawarruk, yaitu menghamparkan kaki kiri di bawah, sementara pantat duduk diatas lantai dan kaki kanan ditegakkan sehingga jari kaki diarahkan ke kiblat.
Dalilnya hadis yang diriwayatkan Abu Humaid As-Saa’idiy radhiallahu ‘anhu,
أَنَا كُنْتُ أَحْفَظَكُمْ لِصَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَيْتُهُ إِذَا كَبَّرَ جَعَلَ يَدَيْهِ حِذَاءَ مَنْكِبَيْهِ وَإِذَا رَكَعَ أَمْكَنَ يَدَيْهِ مِنْ رُكْبَتَيْهِ ثُمَّ هَصَرَ ظَهْرَهُ فَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ اسْتَوَى حَتَّى يَعُودَ كُلُّ فَقَارٍ مَكَانَهُ فَإِذَا سَجَدَ وَضَعَ يَدَيْهِ غَيْرَ مُفْتَرِشٍ وَلَا قَابِضِهِمَا وَاسْتَقْبَلَ بِأَطْرَافِ أَصَابِعِ رِجْلَيْهِ الْقِبْلَةَ فَإِذَا جَلَسَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ جَلَسَ عَلَى رِجْلِهِ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الْيُمْنَى وَإِذَا جَلَسَ فِي الرَّكْعَةِ الْآخِرَةِ قَدَّمَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَنَصَبَ الْأُخْرَى وَقَعَدَ عَلَى مَقْعَدَتِهِ
“Aku adalah orang yang paling hafal dengan shalatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, jika shalat aku melihat beliau takbir dengan mengangkat kedua tangannya sejajar dengan pundaknya, jika rukuk maka beliau menempatkan kedua tangannya pada lutut dan meluruskan punggungnya. Jika mengangkat kepalanya, beliau berdiri lurus hingga seluruh tulung punggungnya kembali pada tempatnya semula. Dan jika sujud maka beliau meletakkan tangannya dengan tidak menempelkan lengannya ke tanah atau badannya, dan dalam posisi sujud itu beliau menghadapkan jari-jari kakinya ke arah kiblat. Apabila duduk pada rakaat kedua, beliau duduk di atas kakinya yang kiri dan menegakkan kakinya yang kanan. Dan jika duduk pada rakaat terakhir, maka beliau memasukkan kaki kirinya (di bawah kaki kananya) dan menegakkan kaki kanannya dan beliau duduk pada tempat duduknya.” (HR. Bukhari 785)
Ada beberapa pendapat ulama terkait cara duduknya iftirosy saat tasyahudnya ada satu dalam sholat insya Allah akan kami bahas dalam artikel lainya.
Adapun untuk isyarat jari telunjuk dan pandangan mata bisa dilihat pada artikel kami sebelumnya: Cara Duduk Tasyahud Awal
Wallahu a’lam.
Artikel ini masih banyak kekurangannya, kritik dan saran ilmiyah ke redaksi: admin @ belajarsholat.com