Apa Takbir Intiqal?
Takbir intiqal adalah takbir perpindahan dengan mengucap “Allahu Akbar” yang menandakan pergantian diantara dua rukun. Lebih jelasnya seperti yang disampaikan oleh Syaikh Utsaimin rahimahullah,
تكبيرات الانتقال: هي التكبيراتُ في الصَّلاة، غير تكبيرة الإحرام، فيدخل بذلك التكبيرُ للركوع وللسجود وللرفع منهما، وللقيام من التشهُّد الأول. يُنظر: ((الشرح الممتع)) لابن عثيمين (3/316)
Takbir intiqal adalah takbir dalam sholat selain takbiratul ihram, takbir saat memasuki rukuk, sujud, duduk diantara dua sujud, berdiri setelah tasyahud awal. (Asy-Syarhul Mumti’, Ibnu Utsaimin 3/316)
Dalil disunnahkannya takbir intiqal sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ يُكَبِّرُ حِينَ يَقُومُ ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرْكَعُ ثُمَّ يَقُولُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ حِينَ يَرْفَعُ صُلْبَهُ مِنْ الرُّكُوعِ ثُمَّ يَقُولُ وَهُوَ قَائِمٌ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَهْوِي سَاجِدًا ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرْفَعُ رَأْسَهُ ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَسْجُدُ ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرْفَعُ رَأْسَهُ ثُمَّ يَفْعَلُ مِثْلَ ذَلِكَ فِي الصَّلَاةِ كُلِّهَا حَتَّى يَقْضِيَهَا وَيُكَبِّرُ حِينَ يَقُومُ مِنْ الْمَثْنَى بَعْدَ الْجُلُوسِ
Rasulullah ﷺ. ketika melaksanakan shalat, beliau takbiratul ihram ketika berdiri, kemudian takbir ketika ruku, lalu mengucapkan “sami’a Allahu liman hamidah (Allah mendengar orang yang memujiNya) ketika beliau mengangkat tulang punggungnya dari ruku’, kemudian beliau mengucapkan “Rabbana walakal hamdu ketika dalam keadaan berdiri (i’tidal), lalu beliau mengucapkan takbir ketika turun sujud, takbir ketika mengangkat kepala (duduk diantara dua sujud), kemudian takbir ketika akan sujud (kedua), lalu takbir ketika mengangkat kepala (dari sujud kedua). Beliau melakukan itu semua di dalam shalat sampai selesai, dan beliau (juga) takbir ketika berdiri dari dua rakaat setelah duduk (tasyahud awal). (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Hukum Takbir Intiqal
Takbir intiqal hukumnya sunnah menurut jumhur ulama hanafiyah, malikiyah, syafi’iyah, sebagian sahabat dan tabi’in. Sementara menurut hanabilah dan dzahiriah takbir intiqal hukumnya wajib dan bagi yang meninggalkan dengan sengaja sholatnya batal, dan jika lupa wajib sujud sahwi.
Namun yang menjadi pilihan kami (redaksi) adalah takbir intiqal hukumnya sunnah sebagaimana jumhur ulama’:
قال النَّوويُّ: (تكبيرات الانتقالات… وهذه كلها عندنا سُنَّة، إلا تكبيرةَ الحرامِ؛ فهي فَرْضٌ، هذا مذهبنا ومذهب جمهور العلماء، من الصَّحابة والتابعين ومَن بعدَهم، قال ابنُ المنذِر: وبهذا قال أبو بكر الصِّدِّيق، وعمر، وابن مسعود، وابن عمر، وابن جابر، وقيس بن عباد، وشعيب، والأوزاعي، وسعيد بن عبد العزيز، وعوامُّ أهل العلم) ((المجموع)) (3/397)
Imam An-Nawawi berkata, “Takbir intiqalat …kami berpendapat sunnah, terkecuali takbiratul ihram dia wajib. Ini adalah madzhab kami dan jumhur ulama, dari kalangan sahabat Nabi dan para tabi’in kemudian setelahnya. Berkata Ibnu Mundzir, ‘Demikianlah pendapat Abu Bakar Ash Shidiq, Umar, Ibnu Mas’ud, Ibnu Umar, Ibnu Jabir, Qais bin Ibad, Syu’aib, Auza’i, Sa’id bin Abdul Aziz, dan mayoritas ahli ilmu.'” (Al-Majmu’ : 3/387)
قال البغويُّ: (اتَّفقت الأمَّةُ على هذه التكبيراتِ، وهي ثنتان وعشرون تكبيرة في أربعِ ركعاتٍ، وكلها سنَّة، إلَّا التكبيرةَ الأولى؛ فإنَّها فريضةٌ لا تنعقِدُ الصَّلاةُ إلَّا بها) ((شرح السنَّة)) (3/91)
Al-Baghawi berkata, “Umat bersepakat tentang takbir berjumlah 22 dalam empat rakaat yang kesemuanya hukumnya sunnah, terkecuali takbiratul ihram karena dia wajib, tidak ada sholat kecuali dengan melakukan takbiratul ihram.” (Syarhus Sunnah 3/91)
Cara Takbir Intiqal
Imam An-Nawawi rahimahullah dalam Syarhu Muslim menjelaskan, sesungguhnya dzahir hadis menunjukkan takbir intiqal dilakukan saat menuju rukuk, saat turunnya sujud dan saat bangkit dari sujud. Syaikh Ibnu Ustaimin juga menjelaskan takbir intiqal tidak boleh dimulai sebelum berpindah atau bahkan setelah selesai dari perpindahan gerakan, yang namanya takbir intiqal tempatnya diantara dua rukun. Misalkan ketika hendak rukuk; jika saat masih posisi berdiri tidak diperkenankan bertakbir atau juga saat sudah rukuk tidak diperkenankan bertakbir. Karena yang namanya takbir intiqal antara berdiri dan rukuk.
Kemudian disunnahkan mengangkat tangan saat mau takbir intiqal (Baca: Cara Mengangkatkan Tangan Saat Takbir) sebagaimana dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Sufyan bin Uyainah dari az-Zuhri dari Salim dari bapaknya dia berkata
رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا افْتَتَحَ الصَّلَاةَ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ مَنْكِبَيْهِ وَقَبْلَ أَنْ يَرْكَعَ وَإِذَا رَفَعَ مِنْ الرُّكُوعِ وَلَا يَرْفَعُهُمَا بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ
“Saya melihat Rasulullah ﷺ apabila memulai shalat, maka beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua pundaknya dan mengangkat tangan sebelum rukuk dan ketika berdiri dari rukuk, namun beliau tidak mengangkat kedua tangannya antara dua sujud.” (HR. Muslim : 19/586)
Kesimpulan:
- Bacaan takbir intiqal seperti takbiratul Ihram, Allahu Akbar الله أكبر. Terkecuali intiqal saat bangkit dari rukuk menuju i’tidal dengan membaca sami’allahu liman hamidah. Cara baca yang benar bisa Anda baca : Bacaan Takbiratul Ihram yang Benar dan Kesalahan-Kesalahan Saat Takbiratul Ihram
- Disunnahkan mengangkat tangan saat hendak intiqal di waktu: Hendak rukuk, bangkit dari rukuk’ (i’tidal), berdiri menuju rokaat ketiga.
Wallahu a’lam.
Artikel ini masih banyak kekurangannya, kritik dan saran ilmiyah ke redaksi: admin @ belajarsholat.com
TIM REDAKSI BELAJARSHOLAT.COM