Bacaan Surah Sholat Isya’
Untuk bacaan surah sholat isya’ disunnahkan membaca Auwsathil Mufashshal, yaitu surah pertengahan yang tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek dan ini sudah menjadi kesepakatan fuqoha empat madzhab.
Dalilnya adalah hadis dari Sulaiman bin Yasar dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata:
مَا صَلَّيْتُ وَرَاءَ أَحَدٍ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَشْبَهَ صَلَاةً بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ فُلَانٍ – قَالَ سُلَيْمَانُ – كَانَ يُطِيلُ الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ مِنَ الظُّهْرِ، وَيُخَفِّفُ الْأُخْرَيَيْنِ، وَيُخَفِّفُ الْعَصْرَ، وَيَقْرَأُ فِي الْمَغْرِبِ بِقِصَارِ الْمُفَصَّلِ، وَيَقْرَأُ فِي الْعِشَاءِ بِوَسَطِ الْمُفَصَّلِ، وَيَقْرَأُ فِي الصُّبْحِ بِطِوَالِ الْمُفَصَّلِ
Aku tidak pernah shalat di belakang salah seorang sahabat sesudah Rasulullah ﷺ yang lebih menyerupai shalat beliau daripada Fulan -Sulaiman berkata-, Beliau ﷺ memanjangkan dua rokaat yang pertama pada shalat dzuhur dan meringankan dua rakaat setelahnya, dan membaca ‘Qishar Al-Mufashshal’ pada shalat maghrib, dan membaca ‘Wasath Al-Mufashshal’ pada shalat isya’, dan menbaca ‘Thiwal Al-Mufashshal’ pada shalat shubuh. (HR. An-Nasa’i, Ahmad, sanadnya dishahihkan An-Nawawi dalam Al-Majmu’ 3/383)
Perhatikan Makmum Saat Membaca Surah Ketika Sholat
Sholat Isya’ memang disunnahkan untuk membaca surah yang panjang. Namun perlu diingat waktu sholat isya’ banyak manusia dalam kondisi capek ataupun mengantuk, maka bagi Anda yang menjadi imam perhatikan kondisi makmum di belakang Anda!
Pernah suatu hari sahabat Mu’adz bin Jabal radhiallahu ‘anhu ditegur oleh Nabi ﷺ karena dia mengimami sholat Isya’ dengan membaca surah yang amat panjang.
عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ أَنَّهُ قَالَ صَلَّى مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ الْأَنْصَارِيُّ لِأَصْحَابِهِ الْعِشَاءَ فَطَوَّلَ عَلَيْهِمْ فَانْصَرَفَ رَجُلٌ مِنَّا فَصَلَّى فَأُخْبِرَ مُعَاذٌ عَنْهُ فَقَالَ إِنَّهُ مُنَافِقٌ فَلَمَّا بَلَغَ ذَلِكَ الرَّجُلَ دَخَلَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ مَا قَالَ مُعَاذٌ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتُرِيدُ أَنْ تَكُونَ فَتَّانًا يَا مُعَاذُ إِذَا أَمَمْتَ النَّاسَ فَاقْرَأْ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَسَبِّحْ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَاقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى
Dari Abu az-Zubair dari Jabir bahwasanya dia berkata, “Mu’adz bin Jabal al-Anshari shalat Isya’ mengimami para sahabatnya, lalu dia memanjangkan bacaannya atas mereka, maka seorang laki-laki dari kalangan kami berpaling, lalu shalat sendirian. Lalu Mu’adz diberitahu tentangnya, maka dia berkata, ‘Dia seorang yang munafik.’ Beberapa waktu kemudian sampailah ucapan itu ke laki-laki tersebut, maka dia mendatangi Rasulullah ﷺ, lalu mengadukan apa yang dikatakan Mu’adz kepadanya. Maka Nabi ﷺ bersabda kepadanya, ‘Apakah kamu ingin menjadi pemfitnah (yang membuat orang lain lari dari agama) wahai Mu’adz?. Apabila kamu mengimami manusia, maka bacalah surat asy-Syams wa dhuhaha, Sabbihisma Rabbika al-A’la, dan Iqra’ Bismi Rabbika, serta Wa al-Laili idza Yaghsya’.” (HR. Muslim)
Dalam riwayat Bukhari, Mua’dz bin Jabal radhiallahu ‘anhu membaca surat Al-Baqarah.
Kesimpulan:
Bacaan surah saat sholat Isya’ diatas bukan bagian dari rukun sholat, dan hanya terkait fadhail amal, artinya sunnah yang pernah dikerjakan oleh Nabi ﷺ dan para sahabat. Adapun jika membaca surah pendek, sholatnya tetap sah. Dan lebih utama membaca surah bervariasi dengan melihat kondisi kesiapan makmum.
Wallahu a’lam.
TIM REDAKSI BELAJARSHOLAT.COM