Perkara-perkara Hidayah
Selama Sholat dalam Lima waktu sehari – semalam pasti membaca al-fatihah dan didalamnya terdapat seorang hamba selalu meminta hidayah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan diantara perkara-perkara hidayah yang pantas untuk kita mintakan kepada Allah ta’ala semoga selalu dilimpahkan dan diistiqomahkan untuk menjalaninya dikehidupan sehari-hari.
أمور الهداية
ولما كان العبد مفتقرًا إلى هذه الهداية في ظاهره وباطنه في جميع ما يأتيه ويذره من:
1 – أمور قد فعلها على غير الهداية علمًا، وعملاً وإرادة فهو محتاج إلى التوبة منها وتوبته منها هي الهداية.
2 – وأمور قد هدي إلى أصلها دون تفصيلها، فهو محتاج إلى هداية تفاصيلها.
3 – وأمور قد هدي إليها من وجه دون وجه فهو محتاج إلى تمام الهداية فيها؛ لتتم له الهداية ويزاد هدى إلى هداه.
4 – وأمور يحتاج فيها إلى أن يحصل له من الهداية في مستقبلها مثلما حصل له في ماضيها.
5 – وأمور يعتقد فيها بخلاف ما هي عليه، فهو محتاج إلى هداية تنسخ من قلبه ذلك الاعتقاد، وتثبت فيه ضده.
6 – وأمور من الهداية هو قادر عليها، ولكن لم يخلق له إرادة فعلها فهو محتاج في تمام الهداية إلى خلق إرادة يفعلها بها.
7 – وأمور منها هو غير قادر على فعلها مع كونه مريدًا فهو محتاج في هدايته إلى إقداره عليها.
8 – وأمور منها هو غير قادر عليها ولا مريد لها فهو محتاج إلى خلق القدرة والإرادة له لتتم له الهداية
9 – وأمور هو قائم بها على وجه الهداية اعتقادًا وإرادة وعملاً فهو محتاج إلى الثبات عليها واستدامتها.
كانت حاجته إلى سؤال الهداية أعظم الحاجات وفاقته إليها أشد الفاقات، فرض عليه الرب الرحيم هذا السؤال كل يوم وليلة في أفضل أحواله، وهي الصلوات الخمس مرات متعددة، لشدة ضرورته وفاقته إلى هذا المطلوب
Baca Juga Artikel Tentang : Sholat Akan Menjadi Syafaat dan Tolak Ukur Amalan di Akhirat
Ketika seorang hamba membutuhkan hidayah ini, baik di jiwa maupun batinnya, dan pada seluruh yang hadir dan meliputi jiwa dan batinnya, yaitu dari hal-hal berikut:
-
Perkara yang telah dilakukan bukan di jalan hidayah (baca jalan Allah), baik ilmu, amal maupun keinginan. Dalam hal ini dia butuh taubat, dan taubatnya atas hal itu merupakan hidayah.
-
Dalam perkara yang pada asalnya telah diberi hidayah namun tanpa perinciannya, maka dia membutuhkan hidayah untuk perinciannya atau penjelasannya.
-
Perkara yang telah diberi hidayah dari satu sisi tanpa sisi lain, maka dia membutuhkan penyempurnaan hidayah, agar sempurna hidayah kepadanya dan bertambah hidayahnya.
-
Perkara yang dibutuhkan agar didapatkan hidayah untuk masa depannya, seperti yang telah didapatkan pada masa lalunya.
-
Perkara yang diyakini berlainan dari yang semestinya, maka dia membutuhkan hidayah agar terlepas dari keyakinan yang keliru itu, sekaligus menetapkan lawannya.
-
Perkara dalam kandungan hidayah yang dia mampu atasnya tapi belum diciptakan keinginan terhadapnya, maka dia membutuhkan penyempurnaan hidayah dengan menciptakan kemauan untuk melakukannya.
-
Perkara hidayah yang tidak mampu dia lakukan, padahal dia menginginkannya, maka dia membutuhkan hidayah untuk memberi hidayahnya agar mampu melakukannya.
-
Perkara yang dia tidak mampu atasnya dan tidak menginginkannya, maka dia butuh penciptaan kemampuan dan kemauan agar sempurna hidayah baginya.
-
Perkara yang sejatinya berdiri pada sisi hidayah, keyakinan, kemauan dan amal, maka dia membutuhkan hidayah untuk menetapkannya dan melanggengkannya.
Oleh karenanya, ketika seorang hamba membutuhkan hidayah-Nya, kebutuhannya untuk memohon hidayah adalah kebutuhan yang agung dan sangat mendesak atasnya. Karena itu pula Allah mewajibkan memohon hidayah ini sehari semalam dalam posisi paling utamanya, yaitu dalam 5 kali shalat fardhu yang dilakukan berkali-kali dalam hidupnya. Dikarenakan urgensinya dan kebutuhan atas permohonan ini. Jangan Lupa Subscribe akun Youtube Kami Ya : Akun Youtube Belajar Sholat