Hukum Sholat Tarawih Cepat
Pandangan Kitab Bughyah Al-Mustarsyidin dan Kitab An-Nashoih Ad-Diniyah mengenai sholat tarowih cepat,
بغية المسترشدين ص ٧٩
وأما التخفيق المفرط في صلاة التراويح فمن البدع الفاشية لجهل الأئمة وتكاسلهم. ومقتضى عبارة التحفة أن الانفراد في هذه الحالة أفضل من الجماعة. إن علم المأموم أو ظن أن الإمام لايتم بعض الأركان لم يصح الاقتداء به أصلا. اهـ
Mempercepat shalat Tarawih sampai keterlaluan itu termasuk salah satu tindakan bid’ah yang sudah tersebar di mana-mana.
Hal itu terjadi karena faktor bodohnya para imam shalat dan wujud kemalasan mereka dalam beribadah. Isi ta’bir kitab Tuhfah:
Bahwa melaksanakan shalat Tarawih sendirian dengan sikap khusyu’ dan tuma’ninah itu lebih afdlol dari pada berjamaah/ mengikuti seorang imam yang shalatnya serba cepat.
Apabila makmum yakin atau menduga bahwa sang imam tidak menyempurnakan sebagian rukun shalat, maka jamaahnya sama sekali tidak sah.
إعانة الطالبين ج١ ص ٢٦٥
قاَلَ قُطْبُ اْلإِرْشَادِ سَيِّدُنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ عَلْوِي اْلحَدَّادُ فيِ النَّصَائِحِ وَلْيَحْذَرْ مِنَ التَّخْفِيْفِ اْلمُفْرِطِ الَّذِيْ يَعْتَادُهُ كَثِيرٌ مِنَ اْلجَهَلَةِ فيِ صَلاَِتهِمْ لِلتَّرَاوِيْحِ حَتىَّ رُبمَّاَ يَقَعُوْنَ بِسَبَبِهِ فيِ اْلإِخْلاَلِ بِشَيْءٍ مِنَ اْلوَاجِبَاتِ مِثْلِ تَرْكِ الطُّمَأْنِيْنَةِ فيِ الرُّكُوْعِ وَالسُّجُوْدِ وَتَرْكِ قِرَاءَةِ اْلفَاتِحَةِ عَلىَ الْْوَجْهِ الًّذِيْ لاَ بُدَّ مِنْهُ بِسَبَبِ اْلعَجَلَةِ فَيَصِيْرُ أَحَدُهُمْ عِنْدَ اللهِ لاَ هُوَ صَلَّى فَفَازَ بِالثَّوَابِ وَلاَ هُوَ تَرَكَ فَاعْتَرَفَ بِالتَّقْصِيرْ ِوَسَلَّمَ مِنَ اْلإِعْجَابِ وَهَذِهِ وَمَا أَشْبَهَهَا مِنْ أَعْظَمِ مَكَايِدِ الشَّيْطَانِ ِلأَهْلِ اْلإِيمْاَنِ
Quthbu al-Irsyad sayyidina Abdullah bin Alwi mengatakan di dalam kitab al-Nashaa’ih:
Hindarilah pelaksanaan shalat dengan terlalu cepat seperti yang biasa dilakukan kebanyakan Juhalah dalam melakukan shalat tarawih, yang karena sangat cepatnya mungkin mereka melewatkan sebagian rukun, seperti tanpa thuma’ninah di dalam ruku’ dan sujud, atau membaca surat al-Fatihah tidak dengan sebenarnya karena tergesah-gesa, sehingga shalat salah seorang di antara mereka tidak dinilai oleh Allah ﷺ sebagai shalat yang berpahala, tetapi mereka tidak dianggap meninggalkan shalat. Orang tersebut salam (menutup shalat) dengan bangga (karena bisa melaksanakannya secara cepat).
Hal itu dan sejenisnya termasuk tipu daya syetan yang paling besar kepada orang yang beriman.
Reshare dari Ustadz Amri di Grup Facebook Kajian Fathul Mu’in.
Wallahu a’lam.