Apa Hukum Haidh Setelah Adzan Berkumandang?
Banyak di antara muslimah belum memahami hal-hal yang berkaitan dengan kekhasan mereka dalam menjalankan syariat. Misal, ketika ada seorang wanita keluar darah Haidh beberapa saat setelah Adzan berkumandang, akankah dia harus mengganti sholat di waktu tersebut ketika suci?!
Para ulama berbeda pendapat tentang hal ini, yakni wajib atau tidak seorang muslimah mengganti sholat dalam kondisi demikian. Syekh Ibnu Taimiyah rahimahullahu mengatakan,
إذا دخل عليها الوقت وهي طاهرة ثم حاضت هل يلزمها قضاء الصلاة أم لا؟ على قولين :
أحدهما : لا يلزمها كما يقوله مالك وأبو حنيفة.
والثاني : يلزمها كما يقوله الشافعي وأحمد) لأن الصلاة تجب بدخول وقتها في حق من هو من أهل الوجوب ، والمرأة قبل حيضها من أهل الوجوب .
“Ketika masuk waktu sholat, seorang wanita dalam keadaan suci, sesaat kemudian keluar darah Haidh, apakah wajib mengqadha sholatnya? Para ulama terbagi ke dalam dua pendapat:
- Tidak wajib, sebagaimana pendapat Imam Malik dan Abu Hanifah;
- Wajib, sebagaimana pendapat Imam Syafii dan Imam Ahmad. Mereka beralasan bahwa wajibnya sholat bagi yang diwajibkan untuk sholat adalah dengan tiba waktu sholat. Seorang wanita sebelum keluar Haidh, ia adalah seorang yang diwajibkan untuk sholat (dengan demikian ia memiliki sholat yang seharusnya wajib ia tunaikan sebelum keluarnya Haidh -pent).”
Mana pendapat yang tepat? Wallahu a’lam, pendapat kedualah yang lebih tepat dan melepaskan seseorang dari kewajiban. Syekh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullahu mengatakan,
المرأة إذا حاضت بعد دخول وقت الصلاة فإنه يجب عليها إذا طهرت أن تقضي تلك الصلاة التي حاضت في وقتها إذا لم تصلها قبل أن يأتيها الحيض ، وذلك لقول النبي صلى الله عليه وسلم : (من أدرك ركعة من الصلاة فقد أدرك الصلاة) . فإذا أدركت المرأة من وقت الصلاة مقدار ركعة ثم حاضت قبل أن تصلي فإنها إذا طهرت لزمها القضاء
“Seorang wanita ketika Haidh sesaat setelah waktu sholat tiba, maka wajib menggantinya setelah suci jika tidak mengerjakannya. Berdasarkan sabda Nabi Muhammad ﷺ,
“Barangsiapa mendapati satu rakaat maka ia terhitung mengerjakan seluruh sholat” (HR Bukhari 555).
Dengan demikian, seorang wanita yang memungkinkan mengerjakan satu rakaat kemudian ia Haidh padahal belum sholat, maka ketika suci ia wajib menggantinya.”
Maksud dari hadis di atas adalah sebagaimana dijelaskan oleh Al Kirmani rahimahullahu yang dikutip perkataannya oleh Ibnu Hajar rahimahullahu,
وفي الحديث أن من دخل في الصلاة فصلى ركعة وخرج الوقت كان مدركا لجميعها ، وتكون كلها أداء ، وهو الصحيح
“Hadis ini menjelaskan bahwa barangsiapa yang sholat satu rakaat kemudian waktu sholat habis (sebelum sempurna), maka ia teranggap telah mengerjakan seluruh rakaat di waktu tersebut. Inilah pendapat yang lebih tepat dalam memaknai hadis tersebut.” (Fathul Baari 2/68).
Terlebih dengan mengamalkan pendapat kedua, seseorang lebih berhati-hati dan tidak turut sibuk dalam perbedaan para ulama. wallahu a’lam
Artikel ini ditulis oleh Ustadz Muhammad Nur Faqih, S.Ag. (Beliau Lulusan STDI Jember Jurusan Hadis, Pengasuh Belajarsholat.com, Tanyahadis.com dan beliau aktif mengisi kajian-kajian ilmiyah di berbagai kota)