Hukum Mendahulukan Orang Lain Di Shaf Depan
Kita dapati hal-hal yang terlihat hikmah dan tawadhu tapi sejatinya perbuatan itu sangat dibenci. Contoh yang mudah kita temui adalah saat mempersilahkan orang lain memasuki barisan shaf sholat di depan. Padahal perbuatan semacam ini tidak diperkenankan.
Allah ﷺ berfirman
وَسَا رِعُوْۤا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَا لْاَ رْضُ ۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ
“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,” (QS. Ali ‘Imran: 133)
Nabi ﷺ bersabda terkait keutamaan shaf pertama,
لو يعلَمونَ ما في الصَّفِّ الأوَّلِ لَكانت قرعة
Seandaiaya kalian mengetahui keutamaan shaf pertama, niscara kalian akan mengundi. (HR. Ibnu Majah).
Untuk itulah para ulama menyimpulkan bahwa mendahulukan orang lain dalam ibadah itu hukumnya makruh, sedangkan mendahulukan orang lain dalam urusan dunia hukumnya sunnah.
Imam As-Suyuti rahimahullah berkata,
الإيثار في القرب مكروه وفي غيرها محبوب
Mendahulukan orang lain (dalam ibadah) makruh hukumnya, adapun selainnya (perkara dunia) lebih disukai.
Syaikh Izzudin rahimahullah,
لا إيثار في القربات، فلا إيثار بماء الطهارة، ولا بستر العورة ولا بالصف الأول، لأن الغرض بالعبادات: التعظيم والإجلال، فمن آثر به، فقد ترك إجلال الإله وتعظيمه
“Tidak boleh mendahulukan orang lain dalam masalah ibadah (iitsar), maka tidak boleh iitsar dalam menggunakan air untuk thaharah, menutup aurat dan menempati shaf terdepan karena tujuannya adalah ibadah. Ibadah adalah pemuliaan dan penghormatan, barang siapa yang mendahulukan orang lain dalam masalah ini, maka dia meninggalkan penghormatan kepada Tuhannya dan pemuliaan terhadap-Nya.
Kaidah ini sebagai pengingat kepada kita semua bahwa dalam masalah ibadah kita berlomba-lomba jadi yang pertama dan terdepan.
Bagaimana Kalau Masalah Dunia?
Adapun masalah dunia maka saat mendahulukan orang lain hukumnya sunnah.
Allah ﷺ berfirman,
وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ
“Mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka sendiri sangat membutuhkan/dalam kesusahan” (QS. Al-Hasyr: 9)
Bahkan banyak riwayat-riwayat para sahabat mereka lebih mementingkan saudaranya daripada dirinya sendiri.
Contoh riil iitsaar duniawi yang bisa kita temui;
– Mempersilahkan duduk untuk nenek atau ibu hamil.
– Menghormati tamu dan menghidangkan makanan terbaik meskipun dalam kekurangan.
– Dll
Wallahu a’lam.