Dalil Wajibnya Sujud
Sujud merupakan rukun dalam salat. Dalil yang menunjukkan bahwa sujud merupakan rukun sholat adalah firman Allah azza wajalla,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.”[1]
Dan juga hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا
“Kemudian sujudlah hingga benar-benar thuma’ninah.”[2]
Serta konsensus para ulama, sebagaimana diungkapkan oleh Imam an Nawawi rahimahullahu,
والسجود فرضٌ، بنص الكتاب والسنن والإجماع
“Dan sujud merupakan rukun sholat. Berdasarkan dalil dari Alquran, hadis, dan ijmak.”[3]
Ibnu Abdil Barr rahimahullahu mengatakan,
وحجتُهم: أن عمل البدن كله فرضٌ؛ للإجماع على فرض القيام، والركوع، والسجود
“Para ulama bersepakat bahwa gerakan sholat semuanya wajib (rukun). Berdasarkan kesepakatan para ulama tentang wajibnya berdiri, ruku, dan sujud.”[4]
Tata Cara Sujud
a. Bertumpu Pada Anggota Sujud
Sujud seseorang dikatakan benar[5] dan sesuai petunjuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama, jika ia bertumpu pada tujuh anggota sujud yang disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa beliau mendengar Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda,
إذا سجد العبد سَجد معه سبعة أطراف. وجهُه وكفّاه وركبتاه وقدماه
“Jika seseorang sujud, maka hendaknya ia sujud dengan menapak atas tujuh anggota sujud yaitu wajah, kedua telapak tangan, dua lutut, dan dua telapak kaki.”[6]
Dalam hadis yang lain disebutkan,
لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لاَ يُصِيبُ أَنْفَهُ مِنَ الأَرْضِ مَا يُصِيبُ الْجَبِينَ
“Tidak sempurna sholat seseorang sampai hidungnya menyentuh alas sujud sebagaimana dahinya.”[7]
b. Meluruskan Kepala dan Jemari (Tangan dan Kaki) ke Arah Kiblat
Disebutkan dalam sebuah hadis, Abu Said al Khudry radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
فَإِذَا سَجَدَ وَضَعَ يَدَيْهِ غَيْرَ مُفْتَرِشٍ وَلَا قَابِضِهِمَا وَاسْتَقْبَلَ بِأَطْرَافِ أَصَابِعِ رِجْلَيْهِ الْقِبْلَةَ
“Dan jika sujud maka beliau meletakkan tangannya dengan tidak menempelkan lengannya ke tanah atau badannya, dan dalam posisi sujud itu beliau menghadapkan jari-jari kakinya ke arah kiblat.”
c. Tidak Menempelkan Lengan Ke Lutut atau Alas
Sebagaimana sebuah riwayat dari Abdullah bin Malik bin Buhainah radhiyallahu ‘anhu,
أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا صلى فرج بين يديه حتى يبدو بياض إبطيه
“Bahwasanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama ketika sholat beliau merenggangkan kedua tangannya sampai nampak putihnya ketiak beliau.”[8]
d. Membaca zikir-zikir yang disunahkan ketika sujud, di antaranya:
1. Membaca,
سبحان ربي الأعلى
Subhaana Rabbiyal a’laa
“Maha suci Rabbku yang Maha Tinggi.” (sebanyak 3 kali)[9]
2. Atau membaca,
سبحان ربي الأعلى وبحمده
Subhaana Rabbiyal a’laa wa bihamdihi
“Maha suci Rabbku yang Maha Tinggi dan segala pujian hanya untuk-Nya.” (dibaca 3 X).” (HR. Abu Dawud 1/230 No. 870)
3. Atau membaca
سبوح قدوس رب الملائكة والروح
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ
Subbuuhun qudduusun rabbul malaaikati war ruuhi
“Mahasuci, Maha Qudus, Rabbnya para malaikat dan ruh -yaitu Jibril-.” (HR. Muslim 1/353 No. 487)
4. Atau membaca,
سبحانك اللهم ربنا وبحمدك، اللهم اغفر لي
Subhanakallahumma Rabbanaa wa bihamdika, allahumma ighfir lii
“Maha suci Engkau ya Allah, Rabb kami, segala pujian terhatur pada-Mu. Ampunilah aku.”[12]
5. Atau membaca
اللهم لك سجْدتُ، وبك آمنت، ولك أسلمت، وأنت ربي، سجد وجهي للذي خلقه وصوَّره، فأحسن صوره، وشق سمعه وبصره، فـتبارك الله أحسن الخالقين
Allahumma laka sajadtu, wa bika aamantu, walaka aslamtu, wa anta Rabbii, sajada wajhiya lilladzi khalaqahu wa shawwarahu, fa ahsana shuwarahu, wa syaqqa sam’ahu wa basharahu, fatabaarakallahu ahsanul khaaliqin
“Ya Allah, kepada-Mu aku bersujud, kepada-Mu aku beriman dan berserah diri. Engkaulah Rabbku. Wajahku bersujud kepada Tuhan yang menciptakannya, yang membelah pendengaran dan penglihatannya. Maha Suci Allah sebaik-baik Pencipta.”[13]
6. Atau membaca
سبحان ذي الجبروت والملكوت والكبرياء والعظمة
Subhaana dzil jabaruuti wal malakuuti wal kibriyaai wal adzamati
“Maha suci Dzat yang menguasai dan maha memiliki, lagi maha agung.”[14]
Dan bacaan-bacaan lain yang bersumber dari hadis-hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallama[15].
Penjelasan ini dirangkum oleh Ustadz Muhammad Nur Faqih, S.Ag. dan Tim Redaksi Belajarsholat.com
Kritik dan saran ilmiyah ke redaksi: admin @ belajarsholat.com
_______
Footnote:
[1] QS Al Hajj: 77.
[2] HR Bukhari 757.
[3] Al Majmu’ 3/421.
[4] At Tamhid 10/212
[5] Di luar pembahasan mengenai hukum posisi tiap-tiap anggota sujud. Yang ingin kami ketengahkan adalah bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama mengajarkan sujud.
[6] HR Muslim 491.
[7] HR. Ad Daruquthni dan Ath Thabrani.
[8] HR. Bukhari 390.
[11] HR. Muslim 487.
[12] HR. Bukhari 817 dan Muslim 484.
[13] HR. Muslim 771.
[14] HR. Abu Dawud dan An Nasa’i dengan sanad yang sahih.
[15] Bisa merujuk ke Al Mausuah al Fiqhiyyah al Muyassarah fi Fiqhil Kitaabi was Sunnati al Muthahharah 2/70.