Hukum Membaca Surah dalam Sholat di Rokaat Ketiga atau Keempat
Para ulama berbeda pendapat tentang hukum membaca surah dalam sholat pada rokaat ketiga dan keempat. Imam asy-Syirazi dalam kitabnya al-Muhadzab berkata,
وَإِذَا كَانَتْ الصَّلَاةُ تَزِيدُ عَلَى رَكْعَتَيْنِ. فَهَلْ يقرأ السورة فيما زَادَ عَلَى الرَّكْعَتَيْنِ؟ فِيهِ قَوْلَانِ. قَالَ فِي الْقَدِيمِ: لَا يُسْتَحَبُّ؛ لِمَا رَوَى أَبُو قَتَادَةَ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ- أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْرَأُ فِي صَلَاةِ الظُّهْرِ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَيَيْنِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَةٍ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ، وَكَانَ يُسْمِعُنَا الْآيَةَ أَحْيَانًا، وَكَانَ يُطِيلُ فِي الْأُولَى مَا لَا يُطِيلُ فِي الثَّانِيَةِ. وَكَانَ يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأَخِيرَتَيْنِ بفاتحة الكتاب.
Apabila mendapati sholat dengan rokaat lebih dari dua, apakah membaca surah di rokaat ketiga dan keempat?
Dalam permasalan ini ada dua pendapat, Imam Asy-Syafi’i dalam qaul qadimnya (pendapat awal) tidak disunnahkan, sebagaimana dalam riwayat hadis dari Abu Qatadah radhiallahu ‘anhu,
“Bahwa Rasulullah ﷺ ketika melaksanakan shalat Zhuhur, maka di dua rakaat pertama beliau membaca Al-Fatihah dan dilanjutkan dengan sebuah surah. Dan terkadang Beliau ﷺ memperdengarkan ayat kepada kami. Rasulullah ﷺ juga memperpanjang bacaan dirakaat pertama, namun tidak melakukannya dirakaat yang kedua. Dan Rasulullah ﷺ di dua rokaat terakhir hanya membaca Al-Fatihah saja.“
Hal ini diperkuat lagi dengan hadis dari Abu Qatadah juga
عن أَبِي قَتَادَةَ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ( كَانَ يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الأُولَيَيْنِ مِنْ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَةٍ , وَيُسْمِعُنَا الآيَةَ أَحْيَانًا , وَيَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الأُخْرَيَيْنِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ.
Dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi ﷺ ketika shalat dzuhur dan ashar di dua rakaat pertama beliau membaca al-Fatihah dan surat. Adakalanya beliau memperdengarkan ayat tersebut kepada kami. Sementara di dua rakaat terakhir beliau membaca al-Fatihah. (HR. Muslim).
Jumhur menyebutkan bahwa membaca surat hanya pada rokaat pertama dan kedua. Adapun pada rokaat ketiga atau keempat cukup Al-Fatihah saja. Bahkan ada sebagian ulama’ memakruhkan membaca surah pada rokaat ketiga dan keempat.
Hanya saja ada sebagian ulama’ menganjurkan membaca surah di rokaat ketiga dan keempat karena berdasar hadis dari Said Al-Khudri radhiallahu a’anhu,
كُنَّا نَحْزُرُ قِيَامَ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِي اَلظُّهْرِ وَالْعَصْرِ , فَحَزَرْنَا قِيَامَهُ فِي اَلرَّكْعَتَيْنِ اَلْأُولَيَيْنِ مِنْ اَلظُّهْرِ قَدْرَ : (الم تَنْزِيلُ) اَلسَّجْدَةِ . وَفِي اَلْأُخْرَيَيْنِ قَدْرَ اَلنِّصْفِ مِنْ ذَلِكَ . وَفِي اَلْأُولَيَيْنِ مِنْ اَلْعَصْرِ عَلَى قَدْرِ اَلْأُخْرَيَيْنِ مِنْ اَلظُّهْرِ
“Kami menyaksikan berdirinya Nabi ﷺ ketika shalat Dzuhur dan Ashar. Kami saksikan berdiri beliau di dua rokaat pertama shalat dzuhur panjangnya sekitar surat as-Sajdah. Sementara di dua rokaat terakhir setengahnya. Sementara di dua rokaat pertama waktu sholat asar, seperti dua rokaat terakhir sholat dzuhur. (HR. Muslim).
Namun sebagian ulama menjelaskan hadis dari Abu Sa’id Al-Khudry ini masih bersifat general, tidak menyebutkan secara spesifik apakah nabi membaca surat pada rokaat ketiga dan keempat. Sehingga mempunyai makna ihtimal yang bisa bermakna lain.
Berkata Ibnu Siriin rahimahullah,
(لا أعلَمُهم يختلفون أنه يقرأ في الركعتين الأُوليَيْنِ بفاتحة الكتاب وسورة، وفي الأُخريَيْنِ بفاتحة الكتاب). انظر: ((فتح الباري)) لابن رجب (4/477)
“Aku tidak mendapati perselisihan (para ulama) terkait membaca dengan Al-Fatihah dan membaca Surat di dua rokaat awal, sedangkan dua rokaat terakhir hanya Al-Fatihah.” (Fathul Bari, Ibnu Rajab, 4/477)
Wallahu a’lam.
TIM REDAKSI BELAJARSHOLAT.COM