Mandi-Mandi yang Disunnahkan
Berbeda dengan mandi wajib, mandi sunnah apabila dikerjakan mendapatkan pahala jika tidak dikerjakan tidak mengapa.
Apa saja mandi-mandi sunnah?
1. Mandi ketika akan mengerjakan sholat Jum’at.
Disunnahkan mandi di hari Jum’at berdasarkan hadis Nabi ﷺ
مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ حَضَرَتْ الْمَلَائِكَةُ يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ
“Barangsiapa mandi pada hari jumat sebagaimana mandi janabah, lalu berangkat menuju masjid, maka dia seolah berkurban dengan seekor unta. Barangsiapa yang datang pada kesempatan (waktu) kedua maka dia seolah berkurban dengan seekor sapi. Barangsiapa yang datang pada kesempatan (waktu) ketiga maka dia seolah berkurban dengan seekor kambing yang bertanduk. Barangsiapa yang datang pada kesempatan (waktu) keempat maka dia seolah berkurban dengan seekor ayam. Dan barangsiapa yang datang pada kesempatan (waktu) kelima maka dia seolah berkurban dengan sebutir telur. Dan apabila imam sudah keluar (untuk memberi khuthbah), maka para malaikat hadir mendengarkan dzikir (khuthbah tersebut).” (HR. Bukhari no. 881 dan Muslim no. 850)
2. Mandi Sholat ‘Id (Idul Fitri dan Idul Adha)
عَنْ نَافِعٍ: أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ رضي الله عنه كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى
Dari Nafi’, sesungguhnya Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma mandi sunnah di Idul Fitri sebelum mendatangi tempat sholat. (Muwatho, Imam Malik 384)
3. Mandi Setelah Memandikan Jenazah
Dalilnya hadis dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu
من غسَّل الميت فليغتسل ومن حمله فليتوضأ
Barang siapa memandikan jenazah hendaklah dia mandi, barang siapa yang memikul jenazah hendaknya dia berwudhu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmizi)
Hadis diatas menunjukkan wajibnya mandi setelah memandikan mayit, namun para ulama berpendapat bahwa hukum tersebut di mansuhk sebagaimana riwayat Hakim
ليس عليكم في غسل ميتكم غُسل إذا غسلتموه ، فإنَّ ميتكم ليس بنجس ، فحسبكم أن تغسلوا أيديكم
Kalian tidak harus mandi wajib apabila memandikan mayit, sesungguhnya mayit tidak najid, maka cukup bagi kalian membasuh tangan. (HR. Hakim dan Baehaqi)
4. Mandi Setelah Masuk Islam (Mualaf)
Sebagaimana yang dikisahkan Qais bin ‘Ashim Radhiallahu ‘anhu
أنَّه أَسلَمَ فأمَر النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم أن يَغتسلَ بماءٍ وسِدْرٍ
Ketika dia masuk islam, maka Nabi ﷺ menyuruhkan untuk mandi dengan air dan daun sidr. (HR. At-Tirmidzi, An-Nasai, Ahmad)