Penghalang Sholat Jamaah
Hukum sholat jamaah terdapat perbedaan pendapat dikalangan ulama; ada yang berpendapat sunnah, fardhu ain dan fardhu kifayah.
Dalam muktamad mazhab Syafi’iyah hukumnya fardhu kifayah.
Imam An Nawawi rahimahullah berkata
(فالجماعة فرضُ عين في الجُمُعة، وأمَّا في غيرها من المكتوبات، ففيها أوجه؛ الأصحُّ: أنها فرضُ كفاية. والثاني: سُنَّة. والثالث: فرضُ عين) ((روضة الطالبين)) (1/339).
Jamaah sholat jumat hukumnya fardhu ain, adapun sholat wajib lainnya ada wajh, yang lebih shahih hukumnya fardhu kifayah, yg kedua sunnah dan ketiga fardhu ain ( Raudhatut Thalibin 1/339)
Sementara dalam madzhab Hambali hukum sholat jamaah adalah fardhu ain. (Kasyaful Qina, Al-Buhuti 1/454)
Bahkan Imam Al-Bukhori memasukkan باب وجوب صلاة الجماعة Bab wajibnya Sholat Jamaah.
Ibnu Rajab rahimahullah mengomentari, “Tujuan Al-Bukhari memasukkan bab ini karena wajibnya sholat jamaah, barang siapa yang meninggalkannya karena udzur dan sholat sendiri maka dia meninggalkan kewajiban. Dan ini pendapat para salaf diantaranya Al-Hasan, dan apa yang diriwayatkan Al-Bukhari darinya sebagai dalil. (Fathul Bari 4/7)
Uzur dan Penghalang Tidak Sholat Jamaah
Syariat menekankan agar sholat berjamaah di masjid, bahkan ada yang menghukumi fardhu ‘ain dan berdosa jika meninggalkan sholat jamaah udzur. Sementara untuk yang berpendapat fardhu kifayah, jika dalam sebuah kampung tidak ada sholat jamaah di masjid maka orang sekampung berdosa.
Baik, adapun faktor bolehnya seseorang tidak berjamah sebagai berikut:
- Hujan deras yang menyebabkan tidak bisa menuju masjid. Sehingga dalam syariat adzan ketika hujan ada tambahan kalimat “Ash Sholaatu Fir Rihaalikum” Sholatlah di rumah-rumah kalian.
- Berlaku juga saat cuaca ekstrim semacam badai, angin kencang yang membahayakan.
- Sakit parah yang susah untuk ke masjid.
- Tidak taah buang air besar maupun kecil.
- Saat sangat lapat, dan kondisi makanan terhidang.
Demikian, semoga bermafaat.
Wallahu a’lam.