Hukum dan Cara Istinja’
BelajarSholat.com – Istinja’ hukumnya wajib setelah buang air kecil dan buang air besar.
Cara istinja’:
- Lebih utama menggunakan batu[1] kemudian diikuti dengan air.[2]
- Boleh menggunakan salah satu diantara: Air atau tiga buah batu [3].
- Jika memilih salah satu, antara batu atau air, maka yang lebih utama menggunakan air [4].
Keterangan:
1. Media batu untuk beristinja’ dinamakan istijmar dalam hal ini diqiyaskan dan bisa digunakan benda sejenis yang kering lagi suci seperti: Kertas, Tisu, Kayu Kering dll. Dan tidak diperbolehkan benda tersebut dalam kondisi basah atau mengandung air.
2. Dalam Syarah Matan Abi Syuja’, Syaikh Muhammad Hasan Abdul Ghafar menyebutkan istinjak mempunyai 3 tingkatan.
- Tingkatan tertinggi, beristinjak dengan batu lalu dilanjutkan dengan air.
- Tingkatan medium, beristinjak dengan air saja.
- Tingkatan rendah, beristinjak dengan batu.
Sungguh menarik untuk tingkatan pertama, karena berdasar sebuah dalil kisahnya Ahlul Quba’ yang mereka mempunyai kebiasan setelah buang hajat menggunakan batu terlebih dahulu kemudian dilanjut dengan air. Sehingga Allah menurunkan Ayat
{إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ}
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat lagi mencintai orang-orang yang bersuci. (QS. Al-baqarah 222)
Kita melihat bahwa element batu ini mampu menghilangkan najis ‘aini (warna, bau dan rasa), kemudian saat diguyur dengan air maka sempurnalah dan hilanglah bekas-bekas najis tersebut.
3. Dalilnya hadis dari Ibunda ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, Nabi ﷺ bersabda,
إذا ذهب أحدُكم إلى الغائطِ فليذهبْ معه بثلاثة أحجارٍ يَستطيب بهنَّ؛ فإنَّها تُجزئ عنه
Apabila diantara kali pergi untuk buang air besar, maka hendaklah dia membawa tiga batu untuk beristinja, sesungguhnya itu mencukupinya. (HR. Abu Dawud)
4. Dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘anhu
كانَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ يَدْخُلُ الخَلاءَ فأحْمِلُ أنا، وغُلامٌ نَحْوِي، إداوَةً مِن ماءٍ، وعَنَزَةً فَيَسْتَنْجِي بالماءِ
Pernah Rasulullah ﷺ memasuki toilet lalu aku dan teman sebayaku membawakan bejana berisi air dan sebatang tongkat. Kemudian Beliau ﷺ bersuci dengan air tersebut. (Muttafaqun ‘Alaih)
Wallahu a’lam.