Pertanyaan seperti “Mengapa Allah menciptakan iblis?” atau “Mengapa Allah menciptakan orang kafir?” sering muncul dari rasa tidak paham terhadap hikmah (kebijaksanaan) di balik takdir Allah. Padahal, Allah Maha Adil dan Maha Bijaksana, tidak menciptakan apa pun dengan sia-sia.
Baik kita akan membedah singkat masalah ini.
Pertama kita akan melihat dari dalil Naqli berdalil dari Al-Qur’an dan hadis:
Allah Tidak Pernah Zhalim, Karena Keadilan-Nya Sempurna
Dalil Al-Qur’an:
وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
“Dan Rabbmu tidaklah menzhalimi hamba-hamba-Nya.” (QS. Fussilat: 46)
Allah tidak menzhalimi siapa pun. Jika ada orang masuk neraka, itu bukan karena Allah tidak adil, tapi karena pilihan dan perbuatan makhluk itu sendiri.
إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا وَلَٰكِنَّ النَّاسَ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
“Sesungguhnya Allah tidak menzhalimi manusia sedikit pun, tetapi manusialah yang menzhalimi diri mereka sendiri.” (QS. Yunus: 44)
Kenapa Allah Menciptakan Iblis?
Secara logika dan syariat, keberadaan iblis adalah ujian bagi manusia, untuk membedakan siapa yang taat dan siapa yang ingkar.
لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
“Agar Dia menguji kalian, siapa di antara kalian yang paling baik amalnya.”
(QS. Al-Mulk: 2)
Iblis bukan sebab Allah tidak adil, tapi bagian dari sistem ujian kehidupan. Tanpa adanya godaan, keimanan tidak akan teruji. Sama seperti sekolah tanpa ujian, maka tak akan ada bukti siapa yang sungguh-sungguh belajar.
Selain itu, keberadaan iblis juga menampakkan nama dan sifat Allah — seperti Al-Ghafūr (Maha Pengampun) bagi yang bertobat, dan Al-‘Adl (Maha Adil) bagi yang menolak petunjuk.
Kenapa Allah Menciptakan Orang Kafir?
Allah memberi kemerdekaan memilih kepada manusia. Maka ada yang memilih jalan iman, ada yang memilih jalan kufur.
وَقُلِ الْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ ۖ فَمَن شَاءَ فَلْيُؤْمِن وَمَن شَاءَ فَلْيَكْفُرْ
“Dan katakanlah: Kebenaran itu datang dari Tuhanmu, maka barang siapa mau hendaklah ia beriman, dan barang siapa mau hendaklah ia kafir.” (QS. Al-Kahfi: 29)
Allah menciptakan manusia dengan potensi beriman dan kafir, tapi tidak memaksa. Maka yang kafir menanggung akibat dari pilihannya sendiri.
Allah juga menciptakan orang kafir agar melalui mereka tampak keadilan dan pembalasan di akhirat. Tanpa adanya keburukan, kebaikan tidak akan nampak. Tanpa ada orang kafir, tidak akan tampak kemuliaan orang beriman.
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَآمَنَ مَن فِي الْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا ۚ أَفَأَنتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّىٰ يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ
“Jika Tuhanmu menghendaki, tentu semua orang di bumi beriman seluruhnya. Maka apakah kamu hendak memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman?” (QS. Yunus: 99)
Semua yang Allah tetapkan pasti ada hikmah di baliknya
Sebagian kejadian kita tahu hikmahnya, dan itu adalah karunia dari Allah, di mana Allah Subhanahu wa ta’ala memberitahukan kepada kita hikmah atas apa yang menimpa kita. Akan tetapi banyak kejadian yang Allah sembunyikan hikmahnya sebagai ujian bagi seorang hamba. Ingatlah ketika orang-orang musyrikin Arab protes kepada Rasulullah ﷺ, mereka berkata,
أَهَؤُلَاءِ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنْ بَيْنِنَا أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَعْلَمَ بِالشَّاكِرِينَ
“Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah? (Allah berfirman), ‘Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang mereka yang bersyukur (kepada-Nya)?’.” (QS. Al-An’am: 53)
Allah Subhanahu wa ta’ala juga berfirman,
اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ سَيُصِيبُ الَّذِينَ أَجْرَمُوا صَغَارٌ عِنْدَ اللَّهِ وَعَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا كَانُوا يَمْكُرُونَ
“Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya. Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan azab yang keras karena tipu daya yang mereka lakukan.” (QS. Al-An’am: 124)
Mungkin kita bertanya-tanya, kenapa kerasulan diberikan kepada Nabi Muhammad ﷺ? Kenapa tidak ke yang lain? Mungkin kita bertanya Iblis dijadikan sesat? Kenapa Nabi Adam ‘alaihissalam di turunkan ke Bumi? Kenapa Allah menciptakan makhluk? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini di luar kemampuan kita, akal kita tidak mampu untuk memikirkannya. Hanya saja syaithan datang kepada kita dan membisikkan kepada kita pikiran-pikiran tersebut. Maka dari itu, kita harus yakin bahwasanya di balik apa-apa yang Allah tetapkan itu pasti ada hikmahnya, di mana terkadang sebagian Allah buka hikmahnya, dan lebih banyak dari itu yang Allah tutup hikmahnya dari kita sebagai bentuk ujian kepada kita hamba-hamba-Nya.
Hadis: Allah Tidak Menzhalimi Hamba-Nya
Rasulullah ﷺ bersabda:
يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا
“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku, dan Aku jadikan ia haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzhalimi.” (HR. Muslim no. 2577)
Dari sisi dalil aqli kita akan mengambil contoh sederhana.
Bayangkan seorang guru:
-
Murid rajin belajar → diberi nilai A.
-
Murid malas dan mencontek → diberi nilai E.
Apakah guru itu zalim? Tidak, karena guru memberi sesuai usaha masing-masing.
Begitu juga Allah:
Allah memberi pahala bagi yang taat, dan hukuman bagi yang menolak kebenaran.
Bayangkan dunia tanpa hukum: pencuri, pembunuh, penindas semua bebas.
Apakah itu adil? Tidak.
Maka keberadaan neraka adalah “pengadilan akhir” untuk menegakkan keadilan yang tak tuntas di dunia.
Tidak adil menghukum makhluk yang tidak punya pilihan.
Tapi manusia punya akal, kehendak, dan kemampuan memilih.
Kalau manusia dipaksa kafir atau dipaksa berbuat maksiat, barulah itu tidak adil.
Namun faktanya manusia memilih jalan hidupnya sendiri.
Maka kafir bukan karena Allah menzhalimi, tapi karena mereka sendiri memilih kufur.








